Menyikapi Anak Sulit Buang Air Besar

Anak Sulit Buang Air Besar
Ibu-ibu pasti pernah merasakan bagaimana rewelnya balita kita jika mereka mengalami kesulitan buang air besar. Saya sendiri pernah merasakannya. Sedih rasanya. Balita kita jadi rewel, sensitive, tak mau makan, atau minum bahkan sampai menangis tanpa henti. Ketika anak sulit buang air besar sebenarnya secara garis besar disebabkan oleh beberapa hal yaitu :

1. Karena bayi kurang asupan cairan dan makanan yang berserat

2. Balita mengalami perubahan pola makan, biasanya ketika bayi mulai diperkenalkan dengan makanan padat.

3. Balita minum susu formula yang terlalu kental, atau dengan kata lain komposisi pencampuran antara air dengan susu terlalu timpang dan tidak normal.

Ibu-ibu biasanya akan mudah mengetahui tingkah laku balitanya jika anak sulit buang air besar, yaitu dengan perilakunya tadi yang tidak wajar dan rewel. Pada balita yang mengalami sulit buang air besar secara normal bisa diatasi dengan menggunakan obat pencahar, sebagai pengobatan mandiri ibu di rumah. Obat pencahar untuk anak sulit buang air besar yang khusus untuk bayi dipasaran sangat banyak. Untuk obat dengan dosis anal (dimasukkan kedalam anus) diantaranya : dulcolax suppo, microlax enema, laxarec . Dosis oral (dengan diminumkan kepada balita) yaitu : dulcolactol syrup, kompolax syrup, lactulax syrup.

Balita buang air besar dianggap normal jika kurang dari 3 hari, lebih dari tiga hari ibu harus curiga. Sedangkan pada bayi yang baru dilahirkan, biasanya dalam waktu 24 jam bayi sudah mengeluarkan buang air besar dan paling lama 48 jam. Dengan pemberian pencahar, biasanya kotoran bayi bisa langsung keluar, paling cepat 3 menit setelah pemberian pencahar. Kotoran pertama yang keluar biasanya berupa kotoran padat. Jika setelah pengobatan mandiri, ternyata balita tidak ada reaksi, maka segera bawa balita anda ke balai kesehatan atau rumah sakit terdekat. Ini karena bisa jadi balita anda mengalami hirschsprung.

Pada bayi hirschsprung, kotoran tidak bisa keluar sampai anus, karena saraf pada usus besar tidak mampu melakukannya, atau usus besar tidak terdapat pensyarafan, sehingga kotoran akan menumpuk dan menyumbat usus. Kalau ini terjadi dalam kurun waktu lama, berminggu hingga berbulan-bulan, akan membuat peradangan pada usus karena adanya pembusukan kotoran dan mengeluarkan cairan yang berbau busuk. Maka oleh ibu sering melihatnya sebagai bentuk diare. Hanya perbedaannya jika pada diare normal cairan yang keluar tidak terlalu busuk dan perut bayi tidak kembung (besar).

Semoga bermanfaat.

0 Comments:

Post a Comment